Mempublikasikan Hasil Riset

Oleh Heru P. Winarso

Kini semakin banyak tuntutan profesi dan kompetensi terhadap guru, dosen, peneliti, mahasiswa, dan praktisi pendidikan untuk mempublikasikan artikel riset mereka ke dalam jurnal.

Banyak yang belum terbiasa membuat dan mempublikasikan hasil penelitian mereka ke dalam jurnal. Untuk itu, kiat-kiat mempublikasikan artikel riset ke dalam jurnal ini boleh jadi akan membantu melancarkan jalan itu.

Miliki fokus dan visi

Agar Anda berhasil mempublikasikan artikel jurnal, Anda harus memiliki fokus dan visi, yakni kemampuan melihat alasan dan tujuan dengan jeli. Visi akan mengarahkan artikel ke tujuan yang tepat dengan alasan-alasan yang tepat pula. Tanpa visi orang akan berputar-putar dalam perjalanan menuju tujuan. Ini memboroskan pikiran dan waktu tanpa jaminan akan sampai pada tujuan.

Tulis dengan jelas

Tidak seperti novel yang menyajikan gaya bahasa yang indah, artikel Anda mesti ditulis dengan jelas dan lugas. Artikel yang dipublikasikan di jurnal bertutur secara langsung apa yang hendak disampaikan.

Lakukan telaah awal

Artikel Anda perlu ditelaah oleh orang yang ahli di bidang yang Anda tulis itu. Ini dapat dilakukan dengan meminta kolega atau teman sejawat, setidaknya dua orang.

Mereka diminta untuk memberikan telaah dan kritik terhadap artikel Anda tersebut. Orang lain akan melihat kelemahan tulisan Anda dengan lebih jelas dibandingkan Anda sendiri. Mereka dapat melihat dengan lebih objektif yang dapat berujung dengan diberikannya saran untuk perbaikan.

Mereka juga dapat melihat dengan teliti apakah artikel Anda tersebut telah dikomunikasikan dengan jelas.

Beberapa sekolah atau perguruan tinggi memiliki tim penelaah (reviewer) yang bertugas menelaah artikel yang akan dipublikasikan di jurnal. Jika di tempat kerja Anda terdapat tim semacam ini, alangkah baiknya Anda manfaatkannya.

Kirim naskah Anda ke jurnal yang tepat

Jurnal yang akan Anda kirimi naskah perlu dipertimbangkan reputasinya. Jurnal yang memiliki reputasi di bidangnya akan dihargai dengan nilai tinggi. Demikian pula jika artikel Anda berhasil masuk di jurnal tersebut.

Untuk menembus jurnal yang memiliki reputasi, Anda perlu memelajari dengan cermat ruang lingkup jurnal, misinya, dan gaya penulisannya. Hal ini akan membantu Anda dalam menulis artikel yang cocok dengan jurnal yang akan Anda kirimi naskah tersebut.

Setelah Anda pelajari dengan cermat—tentu saja Anda harus membaca artikel-artikel yang ada di dalamnya—arahkan artikel Anda sesuai dengan sistematikanya, aturan penulisannya, dan hal-hal lain yang mungkin Anda anggap sepele. Misalnya, aturan pengutipan, penomoran, dan bentuk huruf. Jangan menyepelekan suatu hal yang diatur dalam sebuah jurnal.

Buatlah Surat Pengantar yang provokatif

Kadang-kadang Surat Pengantar yang dibuat oleh calon penulis artikel dianggap sekadar pelengkap saja ketika mereka mengirimkan naskah ke sebuah jurnal. Padahal itu dapat menjadi bagian dari pertimbangan Redaksi untuk menerima atau menyingkirkan naskah Anda.

Umumnya, Surat Pengantar berisi tentang alasan Anda memilih jurnal yang Anda tuju. Di situ tertera mengapa dari segi keilmuan naskah Anda patut dipertimbangan oleh Redaksi jurnal tersebut. Ini dapat mengenai kelebihan artikel Anda dibandingkan dengan artikel yang sudah pernah dimuat, metode yang lebih akurat, atau tindak-lanjut yang perlu dilakukan dapat mengatasi masalah yang ada.

Mungkin juga berisi tentang keinginan Anda untuk ditelaah oleh ahli yang dimiliki oleh jurnal itu. Sebutkan juga mengapa keinginan itu muncul dikaitkan dengan nilai-nilai akademis.

Jangan risau

Sebagian besar penulis artikel jurnal pada awalnya pernah ditolak oleh redaksi jurnal yang kredibel. Barangkali sekitar 5%-10% saja yang naskahnya langsung diterima dengan beberapa revisi, kata Edwar Diener, editor APA's Journal of Personality and Social Psychology: Personality Processes and Individual Differences.

Jadi, artikel jurnal yang ditolak jumlahnya lebih banyak daripada yang diterima. Dengan kata lain, Anda tak perlu risau dengan penolakan redaksi sebuah jurnal. Alih-alih risau, Anda perlu menelaah kembali apa yang telah Anda tulis dan jangan berhenti untuk terus mengasah kemampuan diri sendiri.

Baca review dengan hati-hati

Selain ditolak, ada pertimbangan lain terhadap sebuah artikel  yang diajukan, yakni:
  • Diterima, “hampir tidak ada yang mendapatkannya,” kata Neal-Barnett.
  • Diterima dengan revisi, “Hanya melakukan perubahan kecil.”
  • Direvisi dan kirimkan kembali, “Mereka masih tertarik pada artikel Anda!”
  • Ditolak dan kirimkan ulang, “Meskipun tidak sebagus ‘diterima dan kirimkan ulang,’ mereka masih menghendaki artikel Anda!”

Ada kalanya terdapat redaksi jurnal yang dikirimi naskah Anda memberikan rekomendasi kepada Anda untuk mengirimkan naskah Anda ke jurnal lain. Namun, ini bukan jaminan naskah Anda akan diterima. Hal yang penting diperhatikan adalah catatan mengapa naskah Anda dikembalikan atau ditolak. Catatan ini dapat menjadi pedoman untuk memperbaiki naskah Anda atau naskah lain yang akan Anda tulis di masa yang akan datang. Perhatikan dengan seksama catatan itu.

Boleh jadi, naskah yang ditolak itu masih bisa “diselamatkan” dengan mengubah metodologinya. Dan, Anda dapat mengirimkan ulang dengan Surat Pengantar baru yang menyatakan apa perbedaan naskah lama dan naskah baru tersebut.

Atau, dapat juga naskah itu Anda kirimkan ke jurnal lain dengan bekal perbaikan di sana-sini terhadap artikel tersebut. Semakin banyak Anda mengirimkan artikel berarti semakin sering pula peluang Anda mendapatkan penolakan. Tetapi, itu juga berarti semakin banyak pula Anda bertambah pengalaman tentang proses publikasi sebuah jurnal.

Jangan menunda revisi

Apabila Anda diminta untuk merevisi naskah Anda, lakukanlah dengan secepat mungkin dan jangan menundanya. Redaksi tidak mempunyai waktu khusus untuk memerhatikan naskah Anda semata. Senyampang masih punya momentum, Anda mesti cepat-cepat mengirimkan kembali naskah itu setelah direvisi.

Biasanya terdapat catatan di naskah tentang hal yang perlu direvisi. Di situ Anda memiliki otoritas untuk menuruti saran tersebut seluruhnya, sebagian besar, atau sebagian kecil saja. Andalah yang memutuskan dengan pertimbangan yang masuk akal.

Jalin komunikasi yang intensif

Beberapa redaktur jurnal suka dengan argumentasi. Mereka dapat saja memaknai artikel Anda berbeda dengan Anda. Mungkin dalam hal aspek yang ditonjolkan dalam artikel. Mereka menekankan aspek yang menurut mereka penting ditonjolkan.

Sebagai peneliti yang menuliskan hasil penelitian itu dalam sebuah artikel jurnal,
Anda mungkin telah tepat meninjau aspek tersebut. Hanya saja itu dituliskan dalam bahasa yang berbeda. Di sini ada peluang untuk berargumentasi. Sampaikanlah pandangan Anda walau hasil akhirnya belum tentu sesuai harapan. Namun dapat pula argumen Anda diterima oleh redaktur dengan penjelasan susulan.

Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa mereka lebih berpengalaman daripada Anda dan memiliki otoritas untuk menerima atau menolak naskah Anda. Sehingga, komunikasi Anda mesti dilakukan dengan hati-hati. Bagaimana pun, komunikasi tetap diperlukan.

Komunikasi dengan redaksi jurnal perlu dilakukan dengan intensif, alih-alih sekadar menjawab e-mail koreksi naskah sudah diterima. Atau, basa-basi yang terlalu umum yang tidak menimbulkan efek mempererat hubungan antar-pribadi.

Anda juga perlu secara proaktif berkomunikasi tentang perkembangan revisi artikel jurnal Anda. Anda tidak dapat berharap redaksi akan menelepon untuk mengetahui perkembangan revisi artikel Anda. Di meja mereka sudah tersedia banyak naskah selain naskah dari Anda.